PULIH MARI BALI WUTUH PURNA WALUYA JATI POLIMER 
 
1. KONSEP DASAR ILMU POLIMER 
MAKROMOLEKUL adalah molekul raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom  terikat bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear,  bercabang, atau jaringan tiga dimensi. 
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu - Material biologis (makromolekul alam)
 
Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes 
- Material non biologis (makromolekul sintetik)
 
Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik 
 Material biologis dapat menunjang tersediaannya pangan dan dibahas dalam  biokimia sedang material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak  makromolekul sintetik memiliki struktur yang relatif sederhana, karena mereka  terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural). Inilah sebabnya mereka  disebut polimer. 
Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan, sandang,  transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang  pesat. Berdasarkan kegunaannya polimer digolongkan atas : 
a. Polimer komersial (commodity polymers) 
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah  dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari  polimer ini ditunjukkan dalam Tabel Contoh dan Kegunaan Polimer Komersial 
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS),  polivinilklorida (PVC), melamin formaldehid 
Tabel Contoh dan Kegunaan Polimer Komersial 
    | Polimer komersial |     Kegunaan atau manfaat |     
    | Polietilena massa jenis rendah(LDPE) |     Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel,     barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis |     
    | Polietilena massa jenis rendah(HDPE) |     Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film,     isolasi kawat dan kabel |     
    | Polipropilena (PP) |     Tali, anyaman, karpet, film  |     
    | Poli(vinil klorida) (PVC) |     Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui,     isolasi kawat dan kabel |     
    | Polistirena (PS) |     Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang     mainan |     
  
 Rumus monomer dari polietilena, n   menunjukkan bahwa polimer dari etena. Monomer polietilena dengan tampilan lebih   sederhana Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termoplastik yang  digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80  juta metrik ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya. 
Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC:  etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan  yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan Polipropilena (PP). 
Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2.  Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk melalui proses  polimerisasi dari etena. Polietilena bisa diproduksi melalu proses polimerisasi  radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau  polimerisasi adisi kationik. Setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang  berbeda. Polietilena terdiri dari berbagai jenis   berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat mekanis dari   polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat   molekulnya. -    
Polietilena bermassa molekul sangat    tinggi (Ultra high molecular weight polyethylene) (UHMWPE)  
-    
Polietilena bermassa molekul sangat    rendah (Ultra low molecular weight polyethylene) (ULMWPE atau PE-WAX)  
-    
Polietilena bermassa molekul tinggi    (High molecular weight polyethylene) (HMWPE)  
-    
Polietilena berdensitas tinggi (High    density polyethylene) (HDPE)  
-    
Polietilena ''cross-linked''    berdensitas tinggi (High density cross-linked polyethylene) (HDXLPE)  
-    
Polietilena ''cross-linked''    (Cross-linked polyethylene) (PEX atau XLPE)  
-    
Polietilena berdensitas menengah    (Medium density polyethylene) (MDPE)  
-    
Polietilena berdensitas rendah (Low    density polyethylene) (LDPE)  
-    
Polietilena linier berdensitas rendah    (Linear low density polyethylene) (LLDPE)  
-    
Polietilena berdensitas sangat rendah    (Very low density polyethylene) (VLDPE)  
 
 Polipropilena atau polipropena (PP) adalah   sebuah polimer termo-plastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan   dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil (contohnya tali,   pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah   terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras   suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer. Polimer adisi yang   terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta memiliki sifat   resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam.   Polipropena biasanya didaur-ulang, dan simbol daur ulangnya adalah nomor   "5":  The resin identification code symbol for   polypropylene Pengolahan lelehnya polipropilena bisa   dicapai melalui ekstrusi dan pencetakan. Metode ekstrusi (peleleran) yang   umum menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus)   leleh untuk membentuk gulungan yang panjang buat nantinya diubah menjadi   beragam produk yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap. 
Teknik pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan   untuk berbagai bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi,   wadah, perabotan, dan suku cadang otomotif seperti baterai. Teknik   pencetakan tiup dan injection-stretch blow molding juga digunakan, yang   melibatkan ekstrusi dan pencetakan. 
Ada banyak penerapan penggunaan akhir untuk PP karena dalam proses   pembuatannya bisa di-tailor grade dengan aditif serta sifat molekul yang   spesifik. Sebagai misal, berbagai aditif antistatik bisa ditambahkan untuk   memperkuat resistensi permukaan PP terhadap debu dan pasir. Kebanyakan   teknik penyelesaikan fisik, seperti pemesinan, bisa pula digunakan pada PP.   Perawatan permukaan bisa diterapkan ke berbagai bagian PP untuk meningkatkan   adhesi (rekatan) cat dan tinta cetak.  poly(propene) Ruas-ruas pendeknya polipropilena,   menunjukkan berbagai contoh isotaktik (atas) dan taktisitas sindiotaktik (atas). 
 Polivinil klorida (IUPAC:   Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer termoplastik   urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan   polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai   dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan   mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan   menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai   sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. 
PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl).   Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan   baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya. 
Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada   proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor   polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan kimia tambahan untuk   menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur   untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel   resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan mekanisme   pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan.   Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer   vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan   suspensi. 
Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari   kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi   berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk   memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan   dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida   pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM. 
Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi,   menghasilkan PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit   perbedaan sifat dan juga perbedaan aplikasinya. 
Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk   akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV   stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal,   pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan pengembang, dan pigmen pilihan.  
 Polystyrene   (/ˌpɒliˈstaɪriːn/; IUPAC poly(1-phenylethene-1,2-diyl)) also known as   Thermocole, abbreviated following ISO Standard PS, is an aromatic polymer   made from the monomer styrene, a liquid hydrocarbon that is manufactured   from petroleum by the chemical industry. Polystyrene is one of the most   widely used plastics, the scale being several billion kilograms per year. 
Polystyrene can either be a thermoset or a thermoplastic. A thermoplastic   polystyrene is in a solid (glassy) state at room temperature, but flows if   heated above its glass transition temperature of about 100 °C (for molding   or extrusion), and becomes solid again when cooled. Pure solid polystyrene   is a colorless, hard plastic with limited flexibility. It can be cast into   molds with fine detail. Polystyrene can be transparent or can be made to   take on various colors. 
Solid polystyrene is used, for example, in disposable cutlery, plastic   models, CD and DVD cases, and smoke detector housings. Products made from   foamed polystyrene are nearly ubiquitous, for example packing materials,   insulation, and foam drink cups. 
Polystyrene can be recycled, and has the number "6" as its recycling symbol.   The increasing oil prices have increased the value of polystyrene for   recycling. No known microorganism has yet been shown to biodegrade   polystyrene, and it is often abundant as a form of pollution in the outdoor   environment, particularly along shores and waterways especially in its low   density cellular form.   The resin identification code symbol for   polystyrene 
 Table of resin codes 
 Miscellaneous Symbols Unicode block   (2600–26FF) contains various glyphs representing things from a variety of   categories: Astrological, Astronomical, Chess, Dice, Ideological symbols,   Musical notation, Political symbols, Recycling, Religious symbols, Trigrams,   Warning signs and Weather.  
  b. Polimer teknik (engineering polymers) 
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara  maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan  daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi  (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik  dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang  konsumsi Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester  c. Polimer fungsional (functional polymers) 
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan  khusus dengan produksinya dalam skala kecil 
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka  cahaya, membran, biopolimer  1.1. Definisi Dan Tata Nama (Nomenklatur) 
 
 
1.1.1. Definisi 
 
 
1.1.1.1. Polimer  
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang  kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya  setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.  
 
1.1.1.2. Monomer  
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena  adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi  berikut). Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi  polipeptida dengan pelepasan air. 
 
Reaksi Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan  bercabang dapat membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel Polimer, Monomer, dan  Unit Ulangan menunjukkan  beberapa contoh polimer, monomer, dan unit ulangannya. Tabel Polimer, Monomer, dan Unit Ulangan 
    | Polimer |     Monomer |     Unit Ulangan |     
    | Polietilena |     CH2 = CH2 |     – CH2CH2 – |     
    | poli(vinil klorida) |     CH2 = CHCl |     – CH2CHCl – |     
    | Poliisobutilena |      |      |     
    | Polistirena |      |      |     
    | Polikaprolaktam (nylon-6)  |      |      |     
    | Poliisoprena (karet alam)  |      |      |     
 1.1.2. Tata Nama (Nomenklatur)   Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata nama  yang masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang  didasarkan atas nama monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan isomer. 1.1.2.1. Nama monomer satu kata Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer 
  1.1.2.2. Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli 
 1.1.2.3. Untuk taktisitas polimer Diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli 
Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik) 
 1.1.2.4. Untuk isomer struktural dan geometrik Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4-  sebelum poli 
Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena) 
 IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau  unit ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui  tahapan sebagai berikut : -   
Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU)  
-   
Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis  prioritasnya menurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama polistirena)  
-   
Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan  
-   
Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa  kalau perlu), dan diawali dengan poli  
 Tabel Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber monomernya dan  IUPAC 
    | Nama Sumber  |     Nama IUPAC |     
    | Polietilena |     Poli(metilena) |     
    | Politetrafluoroetilena |     Poli(difluorometilena) |     
    | Polistirena |     Poli(1-feniletilena) |     
    | Poli(asam akrilat) |     Poli(1-karboksilatoetilena) |     
    | Poli(α-metilstirena) |     Poli(1-metil-1-feniletilena) |     
    | Poli(1-pentena)  |     Poli[1-(1-propil)etilena] |  
 Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih rumit  darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan  monomer mula-mula atau gugus fungsional dari unit ulangan. Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif  disebut poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi  heksametilendiamin (disebut juga 1,6-heksan diamin) dengan asam adipat. Lihat  gambar berikut  
 Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih satu  jenis monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis  miring antara nama nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua  atau lebih nama polimer. Istilah konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana  enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel berikut Tabel Berbagai Jenis Kopolimer 
    | Jenis Kopolimer  |     Konektif  |     Contoh |     
    | Tak dikhususkan |     -co- |     Poli[stirena-co-(metil metakrilat)] |     
    | Statistik |     -stat- |     Poli(stirena-stat-butadiena) |     
    | Random/acak |     -ran- |     Poli[etilen-ran-(vinil asetat)] |     
    | Alternating (bergantian) |     -alt- |     Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)] |     
    | Blok |     -blok- |     Polistirena-blok-polibutadiena |     
    | Graft (cangkok/tempel) |     -graft- |     Polibutadiena-graft-polistirena |     
 1.2 Proses Polimerisasi   Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan  molekul kecil (H2O, NH3). 
Contoh :  Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan  rangkap diikuti oleh adisi monomer.  
Contoh :  1.3 Klasifikasi Polimer Polimer dapat diklasifikasikan atas dasar asalnya (sumbernya), dan strukturnya. 1.3.1. Asal atau sumbernya 1.3.1.1. Polimer Alam :   1.3.1.2. Polimer Sintetik :   1.3.2. Struktur  Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas : 1.3.2.1. Polimer linear 
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat  mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa  pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat  sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti  gelas).  Contoh : 
Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal  sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau  creslan) dan nylon 66 1.3.2.2. Polimer bercabang 
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan  pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang  diilustrasikan sebagai berikut 1.3.2.3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)    
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat  antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya  di”swell” (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan  ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen  sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling).  Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik  leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).  Polimer linear dan bercabang memiliki sifat : 1.4 Kopolimer   
Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang  berlainan. Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari monomer  pertama (A) dan monomer ke dua (B). 
 
Jenis kopolimer : 
1.4.1. Kopolimer blok 
Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan dengan blok  monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses polimerisasi  ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua  homopolimer tetap terjaga. 1.4.2. Kopolimer graft (tempel/cangkok) 
Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua polimer yang  berbeda. Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat  diinduksi untuk bereaksi dengan homopolimer yang diturunkan dari monomer B untuk  menghasilkan kopolimer graft, yang ditunjukkan pada gambar berikut Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer) dan  bintang (star copolymer). 1.4.3. Kopolimer bergantian (alternating) 
Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian dua unit  monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat  menghasilkan kopolimer jenis ini. 1.4.4. Kopolimer Acak 
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering  terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat proses jenis  radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari homopolimernya. 2. BERAT MOLEKULAR DAN DISTRIBUSI BERAT MOLEKULAR 
 
Berat molekular polimer merupakan salah satu sifat yang khas bagi polimer yang  penting untuk ditentukan. Berat molekular (BM) polimer merupakan harga rata-rata  dan jenisnya beragam yang akan dijelaskan kemudian. Dengan mengetahui BM kita  dapat memetik beberapa manfaat. 
 
2.1 Manfaat berat molekular rata-rata polimer -   
Menentukan aplikasi polimer tersebut  
-   
Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer  
-   
Studi kinetika reaksi polimerisasi  
-   
Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk  
 2.2 Sifat dan konsep Berat Molekular polimer  Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya  distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular  dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa  makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat  polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat pada gambar 1.1. 
Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang  disebut derajat polimerisasi ( ). Berat molekular polimer adalah hasil kali  berat molekul unit ulangan dan  .  Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat  molekulnya (Mn) adalah   Gambar Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer Karena adanya distribusi dalam sampel polimer, pengukuran eksperimental berat  molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang  berlainan adalah penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat  molekular perlu perhitungan jumlah molekul dalam massa material yang diketahui.  Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi ini membimbing ke berat molekul  rata-rata jumlah   sampel. Untuk polimer sejenis, rata-rata jumlah terletak dekat  puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi (the most  probable molecular weight). Jika sampel mengandung Ni molekul jenis ke i, untuk  jumlah total molekul    dan setiap jenis molekul ke i memiliki massa mi, maka massa  total semua molekul adalah   . Massa molekular rata-rata jumlah adalah dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul  rata-rata jumlah (berat mol) : Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam  kisaran 10000 – 100000. Setelah berat molekular rata-rata jumlah  , berat  molekular rata-rata berat   . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut Seharusnya dicatat bahwa setiap molekul menyumbang kepada yang sebanding dengan  kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur  hanya konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi ci =  Ni Mi dan fraksi berat wi = ci/c, di mana   , Karena molekul yang lebih berat menyumbang lebih besar kepada    daripada yang ringan,    selalu lebih besar daripada   , kecuali untuk polimer monodispers  hipotetik. Harga    terpengaruh sekali oleh adanya spesies berat molekul tinggi,  sedangkan    dipengaruhi oleh spesies pada ujung rendah dari kurva distribusi BM . 
Besaran indeks dispersitas, adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya kurva  distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk  menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga dalam polimer  sintetik sungguh besar, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel berikut. Tabel Kisaran indeks polidispersitas (I) berbagai macam polimer 
    | Polimer |     Kisaran I |     
    | Polimer monodispers hipotetik |     1,00 |     
    | Polimer “living” monodispers nyata |     1,01 – 1,05 |     
    | Polimer adisi, terminasi secara coupling |     1,5 |     
    | Polimer adisi, terminasi secara disproporsionasi, atau polimer kondensasi |     2,0 |     
    | Polimer vinil konversi tinggi |     2 – 5 |     
    | Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi |     5 – 10 |     
    | Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi |     8 – 30 |     
    | Polimer bercabang |     20 - 50 |     
 Pada umumnya berlaku hal berikut : 2.3 Penentuan Berat molekular rata-rata    Berat molekular polimer dapat ditentukan dengan berbagai metoda. Metoda ini  dapat disebutkan sebagai berikut : -   
Analisis gugus fungsional secara fisik atau kimia  
-   
Pengukuran sifat koligatif  
-   
Hamburan cahaya  
-   
Ultrasentrifugasi  
-   
Pengukuran viskositas larutan encer  
-   
Gel Permeation chromatography  
  Metoda-metoda ini memiliki keunggulan dan keterbatasan dalam pemakaian.  
 3. Pertanyaan dan Soal-soal Untuk Latihan 1. Tuliskan definisi singkat bagi istilah berikut : a. Polimer   b. Monomer   c. Unit ulang d. Makromolekul e. Jaringan 3-D f. Derajat polimerisasi g. Polimerisasi adisi, kondensasi   h. Kopolimer alternasi (selang-seling) i. Polimer sisir j. Plastik komoditi, teknik k. homopolimer l. Monomer vinil m. Distribusi berat molekular polimer n. Indeks dispersitas 
 2. Berapa polistiren dengan berat molekul rata-rata 50000 dan poli(metil  metakrilat) dengan berat molekul rata-rata 30000 ? 3. Tuliskan nama monomer dan struktur monomer serta berikan nama umum dan  menurut IUPAC untuk polimer vinil berikut a.  
 
 
 
b.  
 
 
  
 4. Berapa berat molekul rata-rata berat dan rata-rata jumlah dari sampel  oligomer etilena yang terdiri dari 4 mol pentamer dan 8 mol heksamer ? 5. Suatu sampel polimer yang dibuat dari campuran tiga fraksi dengan massa molar  10000, 30000, dan 100000. Hitunglah dan untuk setiap campuran berikut a. Jumlah molekul (N) sama untuk setiap fraksi 
b. Massa molekul (w) sama untuk setiap fraksi 
c. Dua fraksi 10000 dan 100000 dicampur dalam rasio 0,145 (w1) : 0,855 (w2)  (berdasar massa). Berikan komentar harga indeks dispersitas (I) untuk soal c ! 
 6. Suatu sampel polistirena polidispers dibuat dengan mencampur tiga sampel  monodispers dalam perbandingan sebagai berikut : 1 g BM = 10.000  
2 g BM = 50.000 
2 g BM = 100.000 Dengan menggunakan informasi ini, tentukan : (a) BM rata-rata jumlah; (b) BM  rata-rata berat; (c) BM rata-rata-z dari campuran. 
 7. Suatu polimer difraksinasi dan ditemukan memiliki distribusi berat molekul  yang ditunjukkan di bawah ini. Untuk distribusi kontinu, hitunglah : (a) BM  rata-rata jumlah; (b) BM rata-rata berat ; (c) BM rata-rata-z   8. Berapa berat molekular rata-rata jumlah dari polistirena yang diperoleh pada  polimerisasi anionik yang sempurna (yaitu living), yang menggunakan 0,01 g  n-butillitium dan 10 g monomer stirena ? BM butillitium dan stirena  masing-masing adalah 64,06 dan 104,12. 
9. Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh dari data BM rata-rata polimer dan  berikan contoh-contoh aplikasinya ! 
10. Jelaskan tentang klasifikasi polimer yang didasarkan pada asal atau sumber  dan strukturnya dan berikan contoh-contohnya ! 
 
4. Kepustakaan 1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh  Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta 
2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New  Jersey 
3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New  Jersey 
4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons,  Inc : New York 
5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V :  Amsterdam 
6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley &  Sons, Inc : New York 
7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey &  Sons Inc : New York 
8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry.  McGraw-Hill Book Company : New York  | 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar