PULIH MARI BALI WUTUH PURNA WALUYA JATI Obesitas 6 - KegemukanKacang kedelai mempunyai Indeks Glikemik 16 ± 1 Indeks Glikemik: Arti dan Manfaatnya Indeks glikemik (glycemic   index/GI) adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah.   Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat dampaknya   terhadap kenaikan gula darah. Untuk menentukan indeks glikemik suatu makanan,   beberapa subyek manusia  diberi   porsi makanan tunggal, kemudian gula darah mereka diukur setelah waktu   tertentu. Kurva respons yang dihasilkan dibandingkan dengan glukosa   dan dinilai dalam angka.  Glukosa   murni memiliki indeks glikemik 100, dan semua makanan lain diukur  relatif   terhadapnya. Indeks glikemik  di   atas 70 termasuk tinggi, antara 56 s.d. 69 sedang, dan 55 ke bawah rendah. Makanan yang sedikit atau tidak mengandung karbohidrat, seperti daging, keju,   dan gajih memiliki indeks glisemik mendekati nol. Semakin sedikit makanan   mengandung pati dan gula yang mudah dicerna, semakin kecil indeks   glikemiknya.  Makanan   berserat, meskipun mengandung karbohidrat, membutuhkan waktu untuk   melewati sistem pencernaan, sehingga  cenderung   memiliki indeks glikemik rendah. Serat juga membantu memperlambat   masuknya gula ke dalam aliran darah Anda. Manfaat Indeks Glikemik Jika gula darah Anda rendah dan terus menurun selama berolahraga atau   setelah berpuasa, Anda akan merasa pusing, berkeringat dingin, mudah marah   dan gejala  kekurangan   gula darah (hipoglikemi) lainnya.   Untuk mengatasinya,  Anda   perlu memakan makanan ber-indeks glikemik tinggi yang   meningkatkan gula darah Anda dengan cepat. Itulah mengapa kita dianjurkan   memulai buka puasa dengan makanan dan minuman manis. 
 Di sisi lain, jika Anda memiliki  diabetes,   kolesterol tinggi, dan kegemukan, Anda   perlu membatasi makanan ber-indeks tinggi. Beberapa manfaat kesehatan dari   diet ber-indeks glikemik rendah: 
 Angka-angka indeks glikemik yang dikumpulkan dari berbagai penelitian   seringkali berbeda-beda. Selain karena perbedaan metodologi pengukuran,   dampak makanan terhadap kadar gula darah tergantung pada faktor-faktor   lainnya sepertikematangan,   jangka waktu dan metode memasak, kadar air, serat dan lemak, kadar insulin   darah, dan aktivitas fisik yang baru dilakukan. Beberapa makanan   juga memiliki variasi indeks glikemik yang besar, tergantungvarietas   dan asalnya.   Dampak interaksi makanan terhadap indeks glikemik Indeks glikemik makanan secara individu dapat digunakan sebagai pedoman   untuk menyiapkan makanan, tetapi karena pada umumnya kita tidak memakan   hanya satu jenis makanan, interaksi makanan di perut juga harus   dipertimbangkan. Beberapa nutrisi makanan bertindak mengurangi indeks glikemik keseluruhan. Selain   serat makanan,lemak dapat   membantu mengekang   penyerapan gula ke dalam darah. Cuka   menghambat pencernaan pati dalam   perut. Oleh karena itu, makanan seperti pempek dan siomay, yang   merupakan kombinasi pati, lemak ikan, serat dan cuka, secara keseluruhan   memiliki indeks glikemik yang relatif rendah. Muatan glikemik Seperti halnya indeks glikemik, muatan   glikemik (glycemic   load) digunakan untuk mengukur dampak potensial makanan terhadap gula   darah. Makanan mungkin memiliki indeks glikemik tinggi tetapi jika tidak   mengandung banyak karbohidrat per rata-rata penyajian, tidak akan banyak   dampaknya pada gula darah. Untuk menghitung muatan glikemik makanan, kalikan indeks glikemik dengan   jumlah karbohidrat non-serat dalam satu porsi, kemudian bagi dengan 100.   Angka muatan glikemik 20 ke atas dikategorikan tinggi, 10-19 menengah dan   kurang dari 10 rendah.    |  ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berbagai macam penyakit yang diderita oleh manusia disebabkan oleh pola dan gaya hidup manusia itu sendiri. Namun ternyata, kedokteran modern yang menggunakan obat berbahan dasar kimia tidak mampu menyembuhkan semua penyakit tersebut. Jamu/Herbal tradisional yang merupakan warisan leluhur bangsa ini, menjadi pilihan yang banyak dipakai untuk pengobatan alternatif. Disamping murah, jamu juga tidak mengandung bahan kimia yang bisa saja justru menimbulkan efek samping yang lain pada tubuh kita.
Kamis, 22 Desember 2011
Obesitas 6 - Kegemukan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar