PULIH MARI BALI WUTUH PURNA WALUYA JATI Pipisan Jamu Pipisan yang ada di Situs Sumur Bandung berukuran panjang sekitar 30 Cm, lebar 20 Cm, tinggi 20 Cm SUMUR BANDUNG DI DUSUN BANDUNG, SEWON, BANTUL       Keletakan    Situs Sumur Bandung terletak di Dusun Bandung, Kalurahan Pendowoharjo,    Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Lokasi situs ini dapat    dijangkau melalui Pertigaan Tembi (Jl. Parangtritis dalam persilangannya    dengan jalan menuju Cepit/Jl. Bantul). Kurang lebih pada jarak 400 meter    dari Pertigaan Tembi ini terdapat gang kecil menuju Dusun Bandung. Jalan    kecil ini telah diberi papan petunjuk yang mengarahkan ke Dusun Bandung.       Kondisi Fisik    Benda atau artefak yang ada di Situs Sumur Bandung berupa tiga buah batu    berbentuk lumpang dan sebuah pipisan (alat untuk menggiling jamu).    Masing-masing ukuran Batu Lumpang di kompleks Sumur Bandung    berbeda-beda.    Salah satu Batu Lumpang (A) bergaris tengah 2 x 2,5 meter dengan    ketebalan bibir sekitar 12 Cm. Sementara Batu Lumpang yang lain (B)    bergaris tengah 2 Cm dan bibir lumpang berukuran sekitar 12 Cm.    Ketinggian kedua Batu Lumpang sekitar 50 Cm. Sedangkan    sebuah Batu Lumpang yang lain (C) kelihatan datar karena bagian bibirnya    telah hilang. Diameter Batu Lumpang dengan bibir yang telah hilang ini    sekitar 1,5 m. Sementara pipisan yang ada di lokasi berukuran panjang    sekitar 30 Cm, lebar 20 Cm, tinggi 20 Cm.    Keletakan batu berbentuk lumpang ini relatif tersebar di seputaran    masjid dusun setempat. Dua buah batu lumpang berada di belakang masjid    bersama dengan pipisan. Sementara satu    batu lumpang lainnya berada di sisi utara-barat masjid. Batu lumpang di    sisi utara-barat masjid ini wujudnya masih relatif utuh dan bahkan    sering berisi air untuk minum unggas yang dipelihara tidak jauh dari    lokasi.    Pipisan yang ada di lokasi diletakkan dalam sebuah bangunan berbentuk    persegi (semacam pagar) yang terbuat dari tembok. Ukuran bangunan    persegi itu sekitar 3 x 3 x 0,5 meter.       Latar Belakang    Situs Sumur Bandung dinamakan demikian karena keletakannya memang berada    di Dusun Sumur Bandung. Nama Sumur Bandung menurut sumber setempat    kemungkinan besar karena pada masa lalu di tempat itu pernah ditemukan    sebuah sumur dengan mata air yang cukup besar. Sumur ini dalam legenda    setempat disebutkan dibuat oleh Bandung Bandawasa, yakni seorang tokoh    terkenal dalam legenda Roro Jonggrang atau terjadinya Candi Prambanan.    Selain itu ada pula pendapat yang menyatakan bahwa Sumur Bandung itu    dulunya tidak dibuat oleh manusia, namun sudah ada dengan sendirinya    oleh karena faktor alam. Oleh karena itu sumur tersebut sering juga    dinamakan Sumur Tiban.    Sumber setempat menyatakan bahwa batu-batu lumpang dan batuan lain yang    ditemukan di Dusun Sumur Bandung itu ditemukan saat dilakukan penggalian    tanah untuk pembangunan mushala/masjid di dusun tersebut.       a.sartono Museum Airlangga berada di Jl. Mastrip 1, Kawasan Wisata Selomangleng, yang menyimpan arca batu dan benda-benda peninggalan purbakala lainnya dari jaman kejayaan kerajaan Mataram Hindu. Pada kali pertama saya datang di kawasan wisata Selomangleng, Museum Airlangga baru saja tutup, dan baru pada keesokan harinya saya bisa masuk ke dalam gedung Museum Airlangga ini. Nama museum diambil dari nama Raja Airlangga, yang lahir di Bali pada 990 dan diduga meninggal di Belahan 1049, pendiri Kerajaan Kahuripan yang memerintah pada 1009-1042 dan bergelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Adalah Airlangga yang meminta Mpu Kanwa untuk menggubah sebuah karya sastra berjudul Kakawin Arjunawiwaha pada 1030, menyadur Wanaparwa, kitab ketiga Mahabharata karya Vyasa dari India.  |   
Berbagai macam penyakit yang diderita oleh manusia disebabkan oleh pola dan gaya hidup manusia itu sendiri. Namun ternyata, kedokteran modern yang menggunakan obat berbahan dasar kimia tidak mampu menyembuhkan semua penyakit tersebut. Jamu/Herbal tradisional yang merupakan warisan leluhur bangsa ini, menjadi pilihan yang banyak dipakai untuk pengobatan alternatif. Disamping murah, jamu juga tidak mengandung bahan kimia yang bisa saja justru menimbulkan efek samping yang lain pada tubuh kita.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar