PULIH MARI BALI WUTUH PURNA WALUYA JATI Bijak Gunakan Obat Tradisional Sepanjang sejarah, obat tradisional telah banyak membantu manusia. Bila digunakan dengan tepat, obat tradisional dapat menjadi solusi kesehatan yang aman. Tetapi bila digunakan secara tidak tepat, obat tradisional seperti herbal dapat menimbulkan kerugian-kerugian. Untuk menggunakan obat tradisional secara bijaksana, penting untuk menyadari bahwa selalu ada unsur resikonya. Mari kita lihat apa saja resiko yang harus diwaspadai ketika menggunakan obat tradisional. Meskipun obat tradisional seperti herbal lebih aman daripada obat-obatan farmasi modern, herbal bukannya tidak beresiko. Maka, muncul pertanyaan, peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan dengan obat tradisional? Kewaspadaan dalam Memilih Obat Tradisional Anda harus waspada terhadap obat tradisional yang Anda beli. Ada banyak kasus obat tradisional yang ditarik peredarannya dari pasaran karena terbukti mengandung bahan kimia tertentu yang dapat menyebabkan efek samping serius. Salah satu cara mendeteksi keberadaan campuran bahan kimia dalam obat tradisional antara lain dengan mengamati kecepatan khasiatnya. Obat tradisional seperti herbal biasanya tidak berkhasiat secara instan, jika terjadi demikian patut dicurigai adanya tambahan zat kimia. Pada tahun-tahun belakangan, juga terdapat laporan-laporan tentang produk obat tradisional yang tercemar logam berat dan kontaminan lainnya. Selain itu, ada produk-produk obat tradisional yang ternyata mengandung sedikit atau tidak sama sekali bahan yang tertera pada kemasannya. Dari kasus-kasus di atas, jelaslah bahwa produk obat tradisional, juga obat lainnya, hendaknya dibeli di tempat-tempat yang tepercaya dan bereputasi baik. Ya, belilah dari sumber yang memiliki nama baik dan sudah memiliki izin edar. Dan jangan lupa, perhatikan juga masa kadaluarsanya. Aturan Pakai Penggunaan Obat Tradisional Sebuah buku panduan praktis tentang herbal berjudul The Complete Medicinal Herbal menyatakan, ”Meskipun kebanyakan obat tradisional atau jamu pada dasarnya cukup aman, ini hendaknya digunakan dengan patut. Jangan melebihi dosis yang disarankan, jangan meneruskan penggunaannya jika gangguan tidak mereda, atau malah memburuk, atau jika diagnosis yang tepat diragukan.” Ya, pastikan bahwa Anda mengerti dan mengikuti instruksi penggunaannya. Anda perlu mengetahui seberapa banyak obat yang harus diminum, kapan meminumnya, dan untuk berapa lama. Anda juga perlu mengetahui makanan, minuman, dan obat-obat lain apa atau aktivitas apa yang harus dihindari sewaktu meminum obat herbal. Keadaan Tak Memungkinkan untuk Menggunakan Obat Tradisional Peringatan lain, penggunaan obat tradisional sangat beresiko bagi orang-orang tertentu. Orang-orang yang minum obat tradisional tertentu hendaknya berhati-hati sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi. Dr. John Neeld, presiden Perkumpulan Anestesiolog Amerika, menjelaskan, ”Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman obat populer, termasuk ginseng, dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan.” Dokter ini menambahkan, ”Tanaman obat lainnya, seperti ginkgo biloba, jahe, dan feverfew, dapat mengganggu penggumpalan darah sehingga sangat berbahaya sewaktu anestesi epidural diberikan—jika ada perdarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi. Kalangan ahli anestesi Amerika juga merekomendasikan para pasiennya untuk menghentikan penggunaan obat tradisional tertentu setidaknya dua pekan sebelum operasi karena resiko interaksi antara obat herbal dan obat anestesi, termasuk peningkatan peluang terjadinya peningkatan tekanan darah atau perdarahan selama terjadinya operasi yang tentu saja dapat membahayakan nyawa. Kalangan Wanita hamil dan menyusui khususnya juga harus waspada akan resiko yang dapat diderita oleh ia dan bayinya akibat menggunakan obat tradisional tertentu atau mengombinasikannya dengan obat konvensional tertentu. Jelaslah, sangat penting untuk mengetahui reaksi yang dapat terjadi apabila obat tradisional tertentu digunakan atau dikombinasikan dengan obat yang diresepkan. Oleh karena itu, para pasien dianjurkan untuk membahas bersama dokter atau seorang pakar obat tradisional (Herbalis) sebelum memutuskan untuk menggunakan obat tradisional tertentu atau jika ingin mengombinasikan obat tradisional dengan obat-obat tertentu yang diresepkan. Banyaknya produk obat tradisional yang beredar di pasaran tentu membuat Anda bingung memilih obat tradisional yang tepat, karena itu harap membaca artikel Obat Tradisional dan Pencarian Anda untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan. Herbal medicine or jamu contains more than 30 species of plants. The existence of the process of making herbal relief in Borobudur temple shows that the herb has been widely known since the early 9th century (Jansen 1993). This system has been recorded since the last centuries in various serat (letters) and primbon (prophecy) (Soedibjo 1989 1990; Sutarjadi 1990). Jamu is an original vocabulary of the Java language, which means traditional medicine, in addition it has been absorbed into the Indonesian language (Riswan and Sangat-Roemantyo 2002), and the word jamu has also been used by other Malay speakers. This system is widespread through trade and migration, since the kingdoms of Hindu Mataram (Sanjaya), Sriwijaya (Sailendra), and Majapahit. At this time, jamu plays an important role in health and economic development of Indonesia and around countries (Sidik 1994). In Indonesia, more than 75% disease was treated with jamu or traditional medicine (Al-Janabi 2001). Even according to the WHO, 80% of the developing countries depend entirely on traditional medicine to maintain the people’s health (Farnsworth et al. 1985; Bodeker et al. 2005). |
>>> Daftar Jamu Godog Kendhil Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar