PULIH MARI BALI WUTUH PURNA WALUYA JATI Daftar Jamu Godog Kendhil Kencana >>> Jamu Godog Penyubur Kandungan – IBU BAHAGIA Gambar efek estrogen pada wanita Estrogen (atau oestrogen atau œstrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara (payudhara - payodara - payodhara), dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan. Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah
estradiol atau oestradiol atau œstradiol atau E2 atau 17β-estradiol estriol atau oestriol atau œstriol estron (estrone - oestrone - œstrone) Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testoteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan estron pada wanita pasca menopause ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen. Xenoestrogens are a type of xenohormone that imitates estrogen. They are widely used industrial compounds such as PCB, BPA andPhthalates, that have estrogenic effects on a living organism even though they differ chemically from the naturally occurring estrogenic substances internally produced by the endocrine system of the organism. Their potential ecological and human health impact is currently under extensive study by many scientific institutions and independent researchers. The word xenoestrogen is derived from the Greek words ξένο (xeno, meaning foreign), οἶστρος (estrus, meaning sexual desire) and γόνο (gene, meaning "to generate") and literally means "foreignestrogen". Xenoestrogens are also called "environmental hormones" or "EDC" (Endocrine Disrupting Compounds). Most scientists that study xenoestrogens, including The Endocrine Society, regard them as serious environmental hazards that have hormone disruptive effects on both wildlife and humans.Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause. Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, dan kanker endometrium. Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasan sintesis estrogen. Ketika mengalami katabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawa intermediat yang disebut estrogen-katekol melalui 2 lintasan 2-hydroxylation dengan enzim CYP1A1 dan 4-hydroxylation dengan enzim CYP1B1, untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti metilasidengan enzim catechol-o-methyltransferase, hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi, sulfinasi dengan enzim sulfotransferase, dan glusuronidasi dengan enzim UGT. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai waktu paruh yang pendek karena segera termetilasi menjadi 2-methoxyestradiol dan 4-methoxyestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hydroxyestradiol memiliki sifat hormonal dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada endometrium. Sedangkan 2-methyoxyestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor. The potential effects of FSH on the skeleton in vivo, either directly upon bone or indirectly. GnRH from the hypothalamus stimulates secretion of pituitary gonadotropins, LH and FSH, which directly regulate ovarian function. Ovaries exert negative feedback on the pituitary via estrogen and the inhibins. Estrogen and inhibins also provide negative regulation of bone resorption. Estrogen also suppresses cytokine release from immune cells. Absence of ovarian function (for example, after menopause) derepresses the pituitary, resulting in increased FSH. As proposed in Sun et al., increased FSH action on the skeleton results in increased bone resorption (continuous line). Alternatively or in addition, elevation in FSH may mediate effects on the skeleton indirectly through effects on other cells, such as immune cells (dashed line). |
Daftar Jamu Godog Kendhil Kencana >>> Jamu Godog Penyubur Kandungan – IBU BAHAGIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar